Sabtu, 29 November 2014

BERI TAHU AKU




Beri tahu aku ketika tangis telah melebur menjadi mahkluk yang diam seakan hidup tanpa mulut selamanya sehingga sesekali harus menggerakkan mata, mengerutkan dahi, menggeleng anggukkan kepala, melambaikan tangan bahkan jari jemaripun harus ikut serta hanya untuk sekedar satu isyarat yang tak pernah diartikan sama sekali, kemudian terbuang terbawa arus angin yang sekian lamanya mengelus elus tubuh yang lesu, beri tahu aku...

Jam dinding masih berdetak mengelilingi angka-angka mengegetkan mata-mata yang sekian lama mencari waktu, mengirimkan kecemasan yang terlata lata bahkan mungkin pula tak mampun diartikan sama sekali, dan saat itu pula jatuh menjadi kepingan-kepingan yang terbantahkan sementara ini tak mampu tersusun kembali menjadi utuh sedia kala. Tertulis kata yang seakan menjadi curahan tuk sekedar pelipur lara penghambar kecamuk rasa, mantera-mantera yang sekian lama terdzikirkan hilang arah.

Begitu lama sepertinya tak jemu kembali pada kebisingan yang memekikkan telinga pada kesunyian kini dan membiarkan gerutu sesal ini mendekam pada diri yang seakan menjelma pada gelap. Yang kini masih saja terdiam di bawah acehan waktu yang hilang.

Kini ku harus selelu terjaga di sepertiga malam karena haus ketenangan, seperti halnya Vampire yang haus darah mencari sambil melotot hingga puas tanpa dahaga.

Malam malam yang sunyi beri tahu aku di keheningan ini bahwa tangis tak akan lagi terbawa angin dan terguyur hujan agar diam tidak akan terus meraja menguasai kesunyian, bilamana malam telah datang katakanlah bulan dan bintang telah menyambut rindu mencabut diam pada gelap,menumbangkan masa yang sekian lama tak terartikan kemudian datang kembali dengan kata-kata yang tak lagi kaku dan tawa senyum yang tak lagi terbungkam oleh waktu,

Beri tahu aku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar