Beri tahu aku ketika tangis telah
melebur menjadi mahkluk yang diam seakan hidup tanpa mulut selamanya sehingga
sesekali harus menggerakkan mata, mengerutkan dahi, menggeleng anggukkan
kepala, melambaikan tangan bahkan jari jemaripun harus ikut serta hanya untuk
sekedar satu isyarat yang tak pernah diartikan sama sekali, kemudian terbuang
terbawa arus angin yang sekian lamanya mengelus elus tubuh yang lesu, beri tahu
aku...
Jam dinding masih berdetak mengelilingi
angka-angka mengegetkan mata-mata yang sekian lama mencari waktu, mengirimkan
kecemasan yang terlata lata bahkan mungkin pula tak mampun diartikan sama
sekali, dan saat itu pula jatuh menjadi kepingan-kepingan yang terbantahkan
sementara ini tak mampu tersusun kembali menjadi utuh sedia kala. Tertulis kata
yang seakan menjadi curahan tuk sekedar pelipur lara penghambar kecamuk rasa,
mantera-mantera yang sekian lama terdzikirkan hilang arah.
Begitu lama sepertinya tak jemu
kembali pada kebisingan yang memekikkan telinga pada kesunyian kini dan
membiarkan gerutu sesal ini mendekam pada diri yang seakan menjelma pada gelap.
Yang kini masih saja terdiam di bawah acehan waktu yang hilang.
Kini ku harus selelu terjaga di
sepertiga malam karena haus ketenangan, seperti halnya Vampire yang haus darah mencari
sambil melotot hingga puas tanpa dahaga.
Malam malam yang sunyi beri tahu
aku di keheningan ini bahwa tangis tak akan lagi terbawa angin dan terguyur
hujan agar diam tidak akan terus meraja menguasai kesunyian, bilamana malam
telah datang katakanlah bulan dan bintang telah menyambut rindu mencabut diam
pada gelap,menumbangkan masa yang sekian lama tak terartikan kemudian datang
kembali dengan kata-kata yang tak lagi kaku dan tawa senyum yang tak lagi terbungkam
oleh waktu,
Beri tahu aku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar