Senin, 03 November 2014

SAJAK MASA PERALIHAN


Kala hari telah kubunuh diriku
Ku ukir kembali sejarah di batu nisan peralihan masa
Menerjang pada malam yang telah sekian lama membingungkanku
Adalah menanti tiada dinanti yang sedianya telah ditetapkan
Menjadi lonceng pembuka masa sesaat telah ditafsirkan asalku kembali
Masa yang telah lama memuncratkaku ke alam ini
Dimana alam yang telah berkali kali menikamku
Menggorok ucapku
Mencabik cabik rasaku
Serta bekali kali jua menikamku
Sesekali ku mengerang pada yang ada
Tiada satupun yang menghampiriku
Bahkan ada kalanya mereka hanya menertawakanku
Pada segala kata kata najis yang terumpat ke jantungku
Aku sabar dalam diam walau tak tenang
Ibuuuuu, anakmu telah mati berkali kali dan berkali kali pula anakmu bangkit
Setelah sekian lama kumdnderita kini telah kubunuh sendiri diriku
Berharap aku terlahir kembali dengan muka yang berbeda pula
Agar mereka tak tau bahwa ku bangkit tuk beranjak kemedan laga yang sebenarnya
Masa yang membuatku bigung akan berhenti di pekuburaku
Wahai yang ada di masa peralihan ku gemakan mantera penghipnotis segala
Kabulkan, kabulkanlah!
Lonceng berdentang dentang pertanda masa peralihan telah datang
Sembari ku bunuh diriku dalam mantera
Ku mulai ukir sejarah di batu nisan peralihan
Kubur ku kubur
Dalam diam menantikan materaku jadi nyata adanya
Sesekali ku menggeliat mengerang dalam fikiran yang tenang
Tak kan ada yang membunuhku lagi
Dan di persetubuhan waktu ku lahir kembali dalam lihainya masa yang ditentukan
Ibuuuu, ini aku yang lama telah kau dambakan!

Surabaya, 3 Nov 2014 tuk 2 Nov yang berlalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar