11 Januari 2011
AKU RINDU MALAIKATKU TUHAN. . . !
Airmatamu bayangan yang tak bisa
terhapuskan dalam benakku,
Airmatamu ada bukan tanpa makna
Dialah malaikat yang aku punya, tanpanya aku hanyalah segumpal darah
menjijikkan,
Ingin rasanya aku melihat kembali senyummu yang kini masih mengalir dalam
tubuhku, tangismu adalah matiku dan senyummu hidupku, maafkan aku yang jauh
darimu, namun padamu ku tuliskan abjad kerinduan selamanya.
11 Januari 2011
Sudahkan anda bersyukur atas apa yang
anda punya hari ini pada Tuhan. . . . . . ?
12 Januari 2011
Titik putih bersinar menemani malam
suntuk tak pernah tidur. . . . . . . Kalaupun tak di sini di sanapun pasti
sama;
19 Januari 2011
Madura izinkan aku melukismu dengan
tinta emasmu berselimut tetesan air mata rindu, antara abjad keindahan masih
terpatri dalam kabar maupun kobar masih aku junjung celuritmu kala waktu memintanya,
madura izinkn aku
20 Januari 2011
Bagaimana suara bisa terdengar padahal
burung pipit bernyanyi dengan celoteh berbisik
20 Januari 2011
Ami', Abi', Adek, smwax, q kangen
#######
pengen plng. . . . . . .
23 Januari 2011
Tak selamanya indah itu menyenangkan
30 Januari 2011
"Indonesia krisis keadilan dan
kemakmuran". Kenapa Indonesia harus seperti ini, masihkah ibu pertiwi
memangku kita tanpa tangis dan ratapan?. Ibu inilah Indonesiamu sekarang.
Apakah anda sependapat atau kontra. . . . . ?
Suarakan argumen anda disini . . . . .
28 Mei 2011
malam_malam kelam
mendekam_mencekam............
awas jangan macam_macam............!
2 Juni 2011
simponi malam merindukan siang tempo
duloe.............
7 Juli 2011
Kini rembulan belum menampakkan sinarnya.
. . . .
Kala bintangku menunggu malam hiaskan cahaya rembulan mu. . . .
Kapankah kembli lagi. . . ?
9 Juli 2011
Izinkan aku melukismu
dalam setiap ruas hdupku
dalam suka n duka
antara siang dan malam
ku pendam pada kalbuku
dalam mendalam
jadikan aura pusaka hidup matiku
antara senyum tangis
izinkanlah
dan dalam lelapku aku tetap melukismu
10 Juli 2011
Dikala mentari mulai memalu pancarkan
sinarnya
memecah waktu dun_ya
sejak adam menemukan hawanya
hingga mentari lelah, bingung akan rumahya
16 Juli 2011
ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN, Engkau
telah memberikan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup hamba_Mu ini.
Berkatilah serta lindungilah kami Ya Allah Ya Rabby. . . . Ameen
_abie, ummie, akhy ,ukhty, uztadzy, habiby, wa kulluha_
1 Agustus 2011
TUHAN. Hamba ingin rasanya menjabat
"asta" Engkau Wahai TUHAN. Agar hamba_Mu ne tw khan kehalusan serta
kelembutan "asta" Engkau Wahai TUHAN.
5 Agustus 2011
_Man Ahabba Syaian Faqad Kasuro
Dzikruhu,
Ahbib habibaka Haunam Maa 'Asaa Ayyakuuna Bagiidata Mauman Maa,
Wabqid Bagiidaka Haunam Maa 'Asaa Ayyakuuna Habibaka_ òó
9 Agustus 2011
Einstein mengatakan bahwa: “Ada dua
cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau
menjalaninya dengan biasa-biasa saja“.
9 Agustus 2011
Yaa Ayyuhannanafsul Muthmainnah
Irji'iy Ilaa Rabbikaa Roodhiyatan Mardhiyah Fad Huliy Fiy 'Ibaadiy Wad Hulii
Jannatiy _Al-Fajr 27-30_
23 Agustus 2011
Orang bijak dlm membhas yg namax
hubbun beliau sllu berkata
_Ahbib Habiibaka Hauman Maa 'Asaa An-yakuuna Baghiidata Mauman Maa.
Wabqid Baghiidaka Hauman Maa 'Asaa An-yakuuna Habiibaka_
23 Agustus 2011
Yg trindh hx bs q knang saat u n q
trblut cnta
yg trlht kau tak sprt biasa mungkn tlh tmukan pnggnti driq
smw yg ku lkukn tuk mbwtmu sll mncntaiq
pa yg tlh q brkan tak snggp lg bwtmu t"p mlikq
slh pa u mmbnciq
slh pa u mningglknq
andai q tw u tk inginkn q
24 Agustus 2011
Saat jauh drimu trlntas nada dlm bnakq
bnrkh dbnakmu hx driq yg brthta
pkah ni slmx?
Saat q ddktmu isi ht kclq brtnx
bnrkh yg u rs hx driq yg u puja
pkh ne slmx/hx smata?
Tlh q bri sglx cnt yg tnp akhr yg hx trcpt u/ u
mstx smw jd awl yg indh tnp akhr
25 Agustus 2011
Nikmatilh smw knikmatan dg
bisukrullillah. . . .
27 Agustus 2011
Berikanlah tongkatmu kepadaku
biar ku pukul kau
dengan karenamu
28 Agustus 2011
Dlm Shafaa da aku & engkau
krnanya ku mmnggil engkau Shafaa_ku
Shafaa_ku,
Daku dsni mnunggu engkau mngemban luka te"skn drah yg msh sgar trce"r
mmbwtku trkapar tk brdaya
Shafaa_ku
adakh engkau sudi obti luka ni?
Shafaa_ku
daku msh t"p stia mnunggmu
Uzh
30 Agustus 2011
Jika hidup bukanlah kehidupan;
sungguh sudah ku buang jauh campakkan dari diri!
3 September 2011
Pada saatnylh sesuatu yg tak terduga
kan tiba hingga jatuh mengejutkan kalbu bak tentara semut membungkus tubuh,
entah dengan papun itu
tetaplh lewat jalan kemauanNx
4 September 2011
Terimakasih semuanx. . .
. . . .
6 September 2011
Apa yang telah kita lihat dlm hidu ini
adalah sebuah fatamorgana belaka
ingat itu!!!
6 September 2011
Telah ku cukupkan malam sunyi ini
saatx mata terpejam menenangkan hati
serta melihat semuanx lewat naluri
bertutur kata dgan perasaan
bersma sama dalam kesetaraan
demi sebuah kesucian jiwa
11 September 2011
Salahkah aku???
11 September 2011
Bias api takkan bisa terelakkan
jika memang bukan yang terbaik
mengapa harus sentuhan membangunkannya
21 September 2011
Hari ini sebelum kita mengatakan
kata-kata yang tidak baik,
Fikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali.
Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan,
Fikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa,
Fikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kita mengeluh bahawa kita buruk,
Fikirkan tentang seseorang yang berada pada keadaan yang terburuk di dalam
hidupnya.
21 September 2011
Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.
Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi
kebahagiaan.
21 September 2011
Hiduplah seperti lilin menerangi orang
lain, janganlah hidup seperti duri mencucuk diri dan menyakiti orang lain
23 September 2011
Pada selembar kain kusut menutupiku.
Bicaralah, gar smwx mengerti betapa sulitx mengemis keadilan demi anak cucu
kami
demi selembar koran usang membri dongeng tampa ubh sdikitpun temani setiap
lelapku, teriaklah, gar kami mendapat tempat tinggal yg layak serta penddkan
tuk mengasah otak generasi kami
wahai yang para pemilik hati. . .
Aku menangis bkanlh sdih melainkn sudah bgtu lelah tak dlihat
25 September 2011
Sayup _sayup angin mengisi disetiap
sendi kgelapan malam terlantun tak
28 September 2011
Menitir lorong masa yg tlah usang
mengarat tak terjamah
cicak cicak malam bermunajat
ingn rasax menggaris kembali kerapuhan d setiap detik detik yg telah tertitah
jauh
pada diri q manjakan rasa
kembli jari jemari ni menyusuri d stiap sela" yg lalu untuk bsok
3 Oktober 2011
Lalu lalang perjlanan masa masih pagi
bersma hembusan angin malam membelai lapisan tubuh pemagi
memanggil pada setiap jejak terlalu
alangkah sunyix jikalau lenyap
tinggal jejak telapk kkix yg trsisa
tnp tawa atopun teriakn memech ksunyian malam
lantas pemagi terus menjejaki d setiap langkhx
walau masa tak lag sunyi
antra lalu lalang masax
9 Oktober 2011
Apakah sudah membatu hingga sulit
terhancurkan?
Sungguh dunia aneh!
10 Oktober 2011
Aneh,
kmaren suara masih terdengar dari langit begitu menggema pada lautan
sementara pada lautan luas terdengar suara yg begtu menyayat jiwa mengharukan
tak terdengarkan pada langit.
Sungguh aneh"
11 Oktober 2011
Susahx mengemis ste"s air hanx
utk mengganjal dahaga keadilan n kmakmuran yg kian usak pada sosok yg mengira
saudarax lenyap terhijab kdigjayaan.
20 Oktober 2011
Mataq tertuju k satu ti"k yg
telah berubh bntuk, sprtix da yg hilang. Kelam gelap hanx lmpu kcil menerangi
kotak besar seribu jari, sepertix gag da yg salah dgnq hngga terjamah dalam
tiadaq antara gelapx waktu
21 Oktober 2011
Bru skejap q tu"pkn mata
trnyata sudah brubh bgtu parahx
bak bday api menyelimuti. . .
Sprtx wkt menympan berjuta gerak rahasia terhijab
22 Oktober 2011
Manusia tak lepas dari problema,
permasalahan dan dinamika kehidupan. Hanya orang-orang yang mampu menyikapi
dengan bijak lah yang mampu bertahan.
22 Oktober 2011
Jika kamu takut melangkah, lihatlah
bagaimana seorang bayi yang mencoba berjalan. Niscaya akan kau temukan, bahwa
setiap manusia pasti akan jatuh. Hanya manusia terbaik lah yang mampu bangkit
dari ke jatuhannya.
22 Oktober 2011
Saat bertemu teman yang dapat
dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati (sahabat) tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk berterima kasih padanya.
Karena ialah yang membantu mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Tersenyumlah dengan wajar .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta
24 Oktober 2011
Kala mata terbuka lihatlh pa yg kau
lihat sblum tertutup
namun kala mata tlh tertutup renungkanlh n fikirknlh pa yg kau lihat selama
masih terbuka.
25 Oktober 2011
Layakx bulan menerangi bumi
bintang gemintang menghiasix
sungguh indah terlihat
setiap hati pasti terguyur ketenangan d setiap menatap keindahan terpancarkan
tak kan takut lg pancungan siang
cz hanx sejenak saja.
Hemmb
26 Oktober 2011
Terlhat jendela diluar cahaya masia
memancarkan cahaya seutas penglihatan terjaga tuk menyentuhnya segera
26 Oktober 2011
Lihatlah saat mentari sore mulai
tenggelam harap tergantikan mlm dsana nanjauh d sblah barat terpancar cahaya
kmerahan pertanda mlm kan datang memasung waktu memancung siang, d dkatnx ada
aku yg menunggu masa kembli ceria tanpa rintih kenistaan pada setia jiwa jiwa
pencri kesenangan diri
27 Oktober 2011
Kadang kenangan tak harus terkabulkan
namun
pelajaran yg penting dapatlah dpetik dlm ketidak terkabulkan itu.
27 Oktober 2011
Tatapan hati tak mampu membendung
hasrat memblenggu batin seakan jiwa tak mau memejamkan rasa tanpa ungkapan alfa
terjepret sesaat
ahh, mungkin saja hanx seutas hal aneh antara tetesan cinta pada dekapan sang
ibu trhadap putrax
naif sekali kala masa tak lagi terjangkau hanx jiplakan sesal jadi dongeng
penganantar tidur
namun hasrat ni mang msh membatu yg hanx bisa terlelehkn bersama terombkx
tebing hijab tertulis oleh jengkal" setiap manusia
dsna terpampang hebatx anganku
huh, selesailh sudah tiada sesal
27 Oktober 2011
Pada angan daku tancapkan
Pada angin daku krimkan
pada langit daku jadikn jalanan
pada bumi daku jadikan jejak
pada bulan daku jadingan arah
pada gemintang daku jadikan hias mantra
pada daku daku jadikan daku dalam dikaudaku
sembahkan dakudikau
ciptkan dikaudaku
jadikan dakudikaudakudikaudakudikaudaku
hingga tersisa alif dakudikaudakudikaudakudikaudaku
28 Oktober 2011
Menyakitkan sekali kala panah yg
tertncp d dadaq dgn tiada bekas luka lagi tercaut brsma permainan abjad.abjad
genggam dri tanpa terbagikan, tidak jga driku
28 Oktober 2011
Rebahkan seluruh kehdupan pada seutas
sajadah lusuh tak brsura diri menghaturkan smesta sejarah diri seraya renungkan
mantra" Ilahiyah
30 Oktober 2011
Pgi basah tngisn smlm
trsimpan ti"k kbhgyaan dstiap te"s tgukan smesta
bgai intan keci brnilai besar
seakn kemarau menyelimuti mulai malu melangkah
trasahkn kala smwx trlelap
entahlh, sprtix smlm smesta terbngkitkn knbli, hngga ppohonn memulai kmbli
jjakx, kumbng" seakn rindu mncumbu bunga" tatkala kelam brsma ttesan
mmenggal dahaga kemarau
alangkah bhgyax
alangkah mesrax knikmtn trcipt tertumphkn smalan
1 November 2011
Daku,
bisu: diam
diam:
tak da saut sapa menjelma
bisu:
yah. . . Akulah itu
termagu antara hiruk piuk nyanyian fatamorgana
tak da tinta yg merebhkn kesan, kesan
tontonkn diri dlm daku
yah.
Daku
1 November 2011
Wahai para belut kerakusan, jgn sekali
kali kau torehkan mimpimu pd batu batu d sekelilingmu, karena batu itu hanya
sebatas patok kelemahanmu n bzok kn kau hanx jadikan batu nisan otak kami.
Karena diammu kn buat kami tersendat sendan
smentara kematian kami tu terletak kala kau brgerak,
lenyap sajalah kau,
cz kami tak ingin kematian sampai kpnpun.
2 November 2011
Pagi, ternekam jelas nyanyian buruh
bersahut sapa pda setiap aura ranting" pohon
dibawanya nyanyian agung sajak" pemagi
kala sang burung mendapatix keindhan antara lorong" panjang membentang
aku mash menctatx. Smw
para pemulung msh setia menjamah sampah" yg brserakn bgtu jga aku
aku dalah si pemulung itu, dalam diri
walau hanya sebatas rasa saja
matahari sudah menapakkn sinarx
nyanyian burun sudah usai
hrus nunggu ruang lain memulaix
mendarah daging antara pijakan tertinggal
kini kakiku mulai melangkah
dan menapakki kendali waktu
ciptakn torehan hdup beri harap "Tuhan harapanku
tadak siang, malam
jadknlh sama dlm alunan dongeng permaisuri d kerajaa waktux
lalu lalang angin melesat
tapi, pemaisuri diri jadi saksi, burung" si penyanyipun tiada pudar,
memuat masa pada lembran lusuh, tergores indah pada lembran baru
5 November 2011
Warna warni bianglala terlhat setelah
hujan reda di antara dua belah benda bumi dan langit yg berawan putih berbinar
binar mulai memudar sudah entar kmana perginx
entahlah, terbwa angin atopun angan
terbwa chaya atopun cita"
smentara bayangx msh menjelma dstiap ti"k pandangan lalu lalang terjejaki
seperti lilin menerangi kegelapan, hanx satu lilin yg menjadi sorotan dlm diri.
Mshkh bara kerinduan terjaga baik
terkado elok tuk sbuah penantian yg tak terhingga
ktahuilah, diri msh menjaga istana megah yg tercipta kemaren kala 12
bulan" setia menulis pada harix melahirkn sejarah indah terlantuni
12 November 2011
bla q skt dam lunglai q sadar law
masih da byangmu d kalbq, tak mau kau lpskan tali erat yang segaja cipta untk
cita n bunga indah d kbun indah yg trcipt dg pnu hrap tanpa kmarau kembang
trtanam
15 November 2011
Tuhan memberi kita dua kaki untuk
berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata
untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada
kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk
kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
1 Desember 2011
Sayang Chairil Anwar sudah tiada gerak
semi tuk mengisi otak" manja kita serta msh blum sampai pada ke seribu
tahun yg Chairi Anwar utarakan "aku akan hidup seribu tahun lagi"
2 Desember 2011
Suntuk pada kegelapan hom pim pa anak
anak berkejaran
3 Desember 2011
Tetesan linang air hujan berkilauan
bukan mutiara tumpahan arus peraduan perasaan
tersapu halus tapakan dua sentuhan mengelus elus lembayu kegalauan
saat hujan masih antara rona terik mentari
menunggu rembulan menapakkan wajahx pada haru sang empunx
3 Januari 2012
"RENGSA"
Mau jadi apa aku kalau Tuhan memecatku detik ini juga?
Sangat tidak mungkin bila ku mencari Tuhan lain lg bahkan ku tak akan mau
bertuhan lg selain Dia. . . . . !!!
4 Januari 2012
Tiada arti tidak pula sunyi bukanlh
sepi namun tak sendri, itulh "RINDU"
8 Januari 2012
_BISIK_
Brbuah jangan tak beri sentuhan
hanx bisik bisik rasa untuk terbang dalam mimpi mimpi kemaren
usa tundaan kata tahan
lelap dalam angan namun mata msh terbelalak
walau sempat singgah d antara keindahan sementara
simpan sajalah_
luapan demi luapan tak terbendungkan
hanx sebatas jari jemari merengek rengek mencri ruang dalam gelap
tercium desis sedkit saja
sudahlh_
ada mata dsana yg mungkin membaca kancah dalam pojok rebahan diri
sungguh sulit ajak untk dalam suntuk diantara bentuk
sumuk_
9 Januari 2012
_LESSO_
Blong_
tapak tapak sayap tepi kehulu
tak berurat tak bertulang
hela nafas terbingkai dalam rinduh
dedaunan hijau lenyapkan rintih
antara kicauan burung katak beroda lantunkan yanyian seperti biasa bebek
kekinian juga tak mau kalah
namun blong tetap tetapaki
cz sayap ni tersayat lelah
tuk kehulu ambil baju molek suara indah
tuk tutupi ruang keruh kesah
lesuh namun tak mau patah
12 Januari 2012
_RIUH_
Seperti yanyian hujan mengusik daun mengharap angin tapakkan arahx
seperti bayang semu membatu melepas lelah pada seutas tubuh letih angkut manja
seperti tangis rerumputan toreh kegalauan
14 Januari 2012
Bayang menyuara jemput angin riuh
candu aura ungkap kdantangan bunga melati yg tak kunjung merekah
17 Januari 2012
"KUBANGAN YANG MENYUNGAI"
Kepada kaki" penapak sungai d jalanan yg memadupadankan kubangan cz
tangisan
ratusan bhkan ribuan tetesan jatuhi td kala rembulan sembunyiknx dlm gumpalan
msh tetap menjauhkan tepimu yg hilang
kehangatan hanx sebtas lutut" melotot
cz dingin telah memilihx sbgai aji kuasa
mungkin saja da yg terlupakn
pori" kecil tak dapat mengaliri sumber cucian tubuh kmaren
cacingpun seakan terpasung bahkan semut" seakan tak mau hdup kembli
lantunkanlh gumam, jangan pijakkan sblum fajar sidiq pampang keindhanx tuk k
skian kalix cz kau pasti tak kan tmukan tepimu
19 Januari 2012
"PADUAN"
Sebelumx q teriakkan maaf pada langit cz q terllu jauh darimu sedang q tak da
sayap tuk menyayapimu, antarkan gema pada ruang surgawi padupadankan keindahan
yg sangat nikmat jadi jatah dlm hari" dalam tarian masa
sesudahx q bisikkan maaf pada bumi, q bgtu dkat denganmu namun q tak mampu
menyelimuti dalam dingin cz q bentukq bgtu kecil yg terlukiskn dalam kucil
merambah mencil.
Namun tak kan mampu lenyapkan pelagi yg q ciptakan tuk melangit n membumi tuk
mu sllu
19 Januari 2012
Satu kata yg ingin q aluri tuk mu
sembari teriakkan nada tanpa tandas mengandak.
"RINDU"
cz tak dapat memadupadankan sma skali antara suara membait dalam paduan.
"Aku merindu akanmu!"
24 Januari 2012
siang dalam luka, merindu senja kian
menghampiri ku berharap ada pelangi mewarnai dan memberi cahaya peri di dalam
lukisan hatiku, terangi warna indah dengan cinta, basuh lukaku dengan warna
sahdu, aku merindumu seperti kumenanti tetesan pertama air hujan yang jatuh ke
tanah, basahi dan dinginkan api hatiku yang terbakar cemburu dan dustamu.
Jangan prnah merasa sepi karena hatiku, kan slalu menemanimu pejamkanlah matamu
dan bermimpilah dlm tdurmu. bangunlah esok pagi dengan senyuman yg indah
seindah mentari pagi yang bersinar!
Dengan senyuman, kau luluhkan hatiku…
dengan senyuman, kau perlihatkan dunia padaku….
hanya dengan sebuah senyuman….
kau berikan aku kesadaran…
begitu indah cerita hidupku oleh senyummu…..
i love u,
31 Januari 2012
Aku tak yakin bila sang surya lupa dg
compang camping tubuhx cz suara bakaran dan tangisan tiap jejak selalu
terngiang d pendngaran
menggema!
Entahlh mungkin murka ato malah sdih tiada tara, sungguh tak bisa tuk
memadupadankan makna dan bayi lahir tdi pagi
gemerincing air brjatuhan meng obok obok pandangan
hingga tiada beda parit parit kecil buatan paman kmaren
namun suarax msh memancar d kepalaq, mengusik ketenangan dalam lelapq kala hbs
pkirq dalam suntukx
2 Februari 2012
Smua tiada beda,
gag hitam ato merah
halah sama jha
suara parau
sekarat juga tidak
tanpa cicip hnx ucap
enkx tdr d atas awan bersilimut angin bntal dingenx ksepian
hah
lodeng!
Kisru. . . . . .
14 Maret 2012
Sungguh peralihan masa tlh gruguti
tbuhq
seakn q tak mampu menggrutu bhkan tak hrus membanth antra stiap lekuk kpedhan
du"kq
smentra mulut" yg sring menggonggong kini membekam diri seakan tak mw tw
rintihan dpan diamx
entahlh,
munkin sja mereka sudah amnesia
htix mengkerut jd batu buta tuli
ah, biarkan sjalh
perdlipun tak khn bsa memadupadankn sajjahx
_____,,,,
16 Maret 2012
pandanganq masih jauh disana
pada sejarah kelam tak terpenakan
suara pemagi yg mulai berkarat tumpulkan imaji
tapakan jajaln senja yg tak kunjung usai
smentara kini nafas mulai bosan akan hdup
namun pandanganq msh dsana
pd aura yg tk terlukiskn
pendamkan diri pd saat kekinian
msh dsana pandangan namung daku tlh mati
_____,,,,,
19 Maret 2012
kelam merangkak dalam kegalawan
memilah_milah tanx diri tak terjawab
diam,
rintih malam selimutkan keindhan yg tak berarti
ia hinakan diri yg tak berdaya
seakan tak lhat mentari pagi indah menyambut mimpi semalam
namum tidak,
nyatanx lihatnya kanku tak usah
perlu q asah peluh yg mengalir dlm hri" kmudian
sampaian msh membentang antara kegalauan jiwa hampa
irama suntuk hampiri benak
sdkit demi sdkit buatq mati
dalam tidur mimpi kemaren
23 Maret 2012
menunggu hjan tak kunjung reda
q selipkan sebutir rindu pada sang bulan
23 Maret 2012
mantra mantra malam tanpa rembulan
gunai tubuhq, hingga jari jemariq rebah setelah gerak gerak lembut merangkak
melumat kesumat yg ada, malam semakin menyunyi diri, angin lesu mulai
menyuntikkan aura kegalauan dari pori ke pori, gigilan bdan tak terelakkan tnpa
selimut asih, malam malam semkin kelam, nafas mulai terengah_engah lebih pelan
dari siput pembwa rumahx, sejiwa raga, disela kerancuan masa diri terselip kata
kamuku terbisik rasa akumu
" rindu kamuku hnx kamulh akumu"
29 Maret 2012
ingin rsanx q bongkar kepala ini
hingga hanx otak tersisa
biar q tau otakq warnax seperti pa, sudahkah muat bila q isi wajah yg selalu q
jdikan pemantuk kegalauan jiwa
aku ingin lepaskn nyawaq dulu sblm q telan pelan_pelan
sebagai perantara bingkeng
dan, totok!
29 Maret 2012
distiap lupaq, q tuliskn kata pada
hati sang rembuln
meraba_raba d kpekatan imaji
bak terlelap d kening kantuk
q ragu
q rapuh
suara senja yg tk sanggup temukan jalan
buntu remukan angan
jika pencrian merayu mungkn sja hinggp d rerantingan mimpi mimpi
namun q msh lupa
dan hidangkn sjepret kecamuk diri
lupaq msh q lupa
31 Maret 2012
aku dengar haru gundahx gadis kcil
memangku kbosanan titik wakt lalu
sesekali tampak wajahx sblum rundukx tata sejarah melelahkn diri
kerut kening n peluh tetes tk tahan menulis kembli sejarah yg menyelimuti
pandanganx
sungguh dy lelap dalam jagax
dan diantara byang_byang kegeraman
msh terdengar haru ksan hdupx
5 April 2012
Lelap dalam kantuk kantuk masa
permulaan rebah ngiangan dongeng tersisikan sejarah permaisuri malam
mshkah kau kepalkan benak yg terhrup sendri
bubur waktu telah melebur
seperti pita yg berterbangan walau tak bersayap
tersyat suntuk kekelaman
malam malam pekat menyua
untaian pijakan dongeng dongeng tidur
peta hidup msh terluka
walau sudah terlukis d benak
satu dari sgala penjuru
jadi ratu ramalan mimpi
dan
mshkah kau lupa
besok semua khan terlelap saat mentari hendak membenamkan agungx
dan mulai ciptakan mimpi baru menelisuri sisi kestiaan malam
bersama permaisuri rindu
10 April 2012
ibu, anakmu msh dsne, d atas kuburmu
hrum kembang babur yg kau taburi kemaren bersamaq
dan kini q lantunkan seikat tembang luka u/ kau dengar,
ibu,
mrka duduk dengan kepalan tangan d belakang kepalax,
mrka jug menuhankn dunia,
dan kepala binatang sudah menafsui serta suka mengoleksi lawan gorokan busukx
ibu,
ternyata hikmatmu sudah tiada jumpa lgi d benak mereka
pikirx hnx api dan nanah
terxta sampah yg mreka buang adlh daging saudarax sendri yg sudah mereka hisap
pelan"
ibu,
sungguh duniamu krang hancur sudah,
sia" peluh n airmata d kening pipimu tuk ciptakn sebuah dunia baru tuk
jadi kenang
ibu,
anakmu sudah lelah!
ato biarkan Tuhan yg memarahi mreka
ibu,
biarkn q hidup bersamamu dsna dlm pangkuan lantunan nina bobo d bibirmu ibu;
ibu,
sungguh cz q sudah tiada nafas lg
17 April 2012
sepadankn sedu khn mkna malm saat
gelap datang undang sunyi pada jalanan seribu kaki tapakkn keluh kesah
menendang bising kiasan benda benda langit toreh pada dua pandang insan bias
peluh jua sampai trurai lirih kelelehn masa
pasar pasir lautan sambut pgi
19 April 2012
daku jadikan ujudmu dzikir panjang
antara satu hijab tak ternafikan
kiasan waktu tak tentu
cz waktu msh sedang tdr pulas d atas pangkuan tuhan
kelak jika hari mulai kelam tiadaku khan mendoamu sedalam dalam hari yg menyatu
namun tk satu
dzikirq atasmu agar ku dpangkumu dlm tutukq
malam" berhiaskn permata satu yg q dengar suarax sebut isimmu
iya, itu aku melihatmu dlm kejauhan malam
pinangan jemarimu msh meraba raba tiap saat
tembng nina bobomu msh terngiang syahdu d ksunyian
dzikir khan mu q ukir dg guratan emas dn prmata jdkn permadanimu
elok senyummu merayu indah ratapan keluhq
dzikirq harap senyummu
lukismu mengangkasa megah d hati para malaikat Tuhan
sblum q tiada langkah terhenti d halaman rumah pangkuanmu
dzikirq msh sanjung rindumu
tuk dikau di perjuangan hidup anak"mu
22 April 2012
pada sudut wktu menghentiknq khan
sejrah panjang anggap dongeng riuh hampir pupus bngunknq dlm lena pena usang
untaian kertas lusuh tak termaknai lirih suara haru menyeruak aduhai tangis
gelegar rindu tkut smua terbng trbwa angin musim semi gigil kelenyapan tak dpat
lg q maknai mentari hingg q tk dpat lg mengeja polos bulan cz sejarah kelam
telah musnah tak terjamah bak terjajah api pembakar dadar yg jatuh d bwah
pohonx alangkah sulit alangkh pahit siksa sendu sumbat syukur sungguh kemanapun
kn q jejaki walau kaki tk lg berpijak hingga q temukan sejarah kelam yg telah
hilang tuk terejakn beri bagi bocah" tak tau arti n q bisa terhenti dg
tenang pada pojok pemberhentian makna sejarah panjan trukir indah d kertas
lusuh yg terpatri dlm diri pada sudut waktu
22 April 2012
saat" membingungknq dlm tangis
kalbu menyayat riak bisik ktenaran
sabda" sendu menyeruak merasuki jiwa
suntuk dlm kaparan rintih jingrak lugu
cukup sesaat sja q terlena dlm sunyi yg meratap sanksi jua
dan pda sisik tombak algojo nurani
terlintas malaikat maut menungguq bersabr diri
kini q mengigil bukn tkut namun hnx tk dpat bersolek kmbli tapak diri
sampai pada hisapan terakhrq melamar makna risau
hnx terbelalak mantuk awal
q hny membingungknq cz q msh blum mampu terjaga dri byang" mimpi lelapq
23 April 2012
lengkap sudah sanjungan arahmu tuk
buat kerut dahiq tanda tafsir eraman senja yg tk terduga jadi tertunda tuk
tulis untaian kemanja madumu seraya runduk pilu tingglkn perih melengking jua
sanjungan buatq rintih cz riuh maut jelas sudah
sudah sampai d ujung kuku tumpahkn air embun yg ternyata pahit rasanx
24 April 2012
dan kini bersama sepi dlm sendu
kgurauan kalbu unjuk sunyi telan bising" waktu yg mulai menua terjerembat
dalam bait" sumbu julukan hari saat bulan mulai usang sinari kegelapan
musuh angkuh sujud setan pemuja haluan muncrat mancrit menelan kriaan mandi
dandang suling ratap duka diri
24 April 2012
koneng po"s daun jeg"
panoteng ate loka
ce' jauna palongguwen pon sorem
amargah gantongan pon tak koat nyambi abe'
soara perek du ce' manggana
jumenneng neng kagentowan se eber ober
paneka totor lennot patotogan mesem belibis embik kacang
aberruy duh ate gaggar aeng mata dareh
munggu lanjang bekto lamon gik buru beddug
onggu ce' panassa ka de" mesemah dhika amargah gun nyolet apoy marobbuh
kajennengan
gun adinah beliker tajem agibeh kadigjajaan abe'
pola pon tabelusok se manggeh dhika nyoco bule
namung la kasokanah dhika bule songkan amargah manggenah tanangah dhika nyepsep
ate bule pas e palowah
ongguh copana dhika buccok lanan
jerrih marengsa bereng cap keccabah dhika se soddih maberruy bi' maelang
pameseman da"
rang" ongguh bule ngerron lamon dhika ngael dareh bula
totok ongguh totok
cokop beih abe' neka tak koat aberruyi kabedeen
ondur la ondur pola enga' jak pate ebudina
paelang jengbejengan amargeh bula tak sanggup daddi bajang dka
26 April 2012
masa yg telah usai terganti crita satu
tali kata n tk lgi melayang layang jauh k dasar k tololan
mabuk seakan terpesona khan mantra halus menyusupi jiwa
terlena dg abjad keangkuhan membuat tertegun hilang d antra lantunan nyanyian
anyir trcium kalbu
sembri menatapi diri brkaca pda air mata yg terlanjur terkucurkn
sudah usai mulai menenun kembli senyum yg hmpir kusam termakan ktololan
mulai memutar arah n tk toleh lg
dongeng kmimpi buruk tlh usai dalm sadaran jiwa truntai dlm seikat masa anyar
mulai tapak pasti
27 April 2012
jangan berisik kawan, langit sedang
menangis
entah pa yg d tangisi
q tak mengerti
mungkin jh meratapi negri ne yg tiada henti" mundur n tk mw perduli akn
hti nurani, hingga membising pendengaran
diamlah sejenak, langit msh menangis
munkin sja muak akn penguasa yg memendam kuping dri jerat pendritaan,
renungilah kawan, langit msh sja menangis, mungkin jha sbentar lge langt
melepas batukx,
siap" jha munkin jug sbntar lge bumi khan menjerit pilux jaman,
28 April 2012
maka pda malam q eramkan kuncup rindu
biar siang rekahkn jajalan hakikat candu sorang mrindu
jeda antara pandu tatap aduan masa
malam msh bak malan menganjal kepala isi pinangan sunyi
mulai eja riuh kancah muasal diri
singgah manja jingkrak yg tak jauh dari aliran byang jalanan d sungai hrapan
terpendam jua
ruang nina bobo jejak diri mengisi sunyi hamparan serambi bising robot modrn yg
msh brlarian ada juga msh brkta tidak
sayup mantra lukis sayu hendak merayu
atas pnolakan dri tiada hiruk piuk spertiga malam
msh terdzikir lirih hrap mimpi indah esok terjanjikan
anggap hening
hany ada dri memandang khas senyum d kejauhan
pge rekahkan penawar rindu semalam esok kali jumpa
4 Mei 2012
triakan menggema khan bisik dalam diri
tuangkn k sunyian yg msh memasrah jua
tunda senyum udahi masa untaian lalu
bila malam datang,
hanya ada blan indah lukis pda retina hati
ksunyian diri yg membosankn jiwa
silih brgantix waktu tergores crita mnunggu pgi singgah d pangkuan diri
datang menyenyumi jiwa yg lama tk trjamah
memaknai diri pd ksunyian hati
mungkn khan indah pada wktux
burung" kcil yg msh kdinginan tk mampu menghbur jiwa menimbun lara
pda musnah d telan sunyi,
sbnarx diri tk sanggup sdh trima masa menyelami kubangan ksndrian
krna jiwa yg msh menghrap tapakan kmbli dan hati yg smbari brsbar d antram
kkesalan jiwa
daku msh inginkn k abadian hdup tmpa k matian
bkan mimpi yg hanya lukisan fatamorgana
krna daku msh inginkn kcupan d kening sang rembulan yg mrinduku dlm sunyi sepi
menyelami diri
panjang crita tk mampu tiduri dlm lelap malam"ku
krena diri yg hnxa rindukn rembulan datang brbisik d hatiq kmbli
sungguh daku mrindumu cx
14 Mei 2012
kala hari" mulai membri twq dg
lirih bisikkkan sudah
sungguh mendung trlhat menatapq
entah mengerti atau tdk tatapanx tetap menyorotq
dri kejauhan sana yg hanx bayang semu terpatri indah memakna cita"
mahari yg khlangan sinarx
tentang pijakan hari perpishan musim
entahlah, kini q trus benahi rumah hunian cita" walau hanx byang terlintas
22 Mei 2012
hening dlm rebahq pda sesenja kini
kau menjelma dlm hdupq
seperti ksunyian malam tumbal gurauan
q terkapar genggam kenangan lalu
batu hidup tindih bahu diri
teteskan peluh lesu mengenang kkosongan pikir
menyumbat pandangan dlm tatapan pijak lanjut
antra dzikir bubuhkan sdkit rintih usapan hidup
arah tiada sapa dlm buangan riuh khdupan
hingga sekian lamax sudah q tk krimkn surat pd malaikat n tk mampu lg menuliskn
pesan pda Tuhan
1 Juni 2012
Tuhan, tunggu aku
aku segera menemuiMu
bersma kita semua
8 Juni 2012
hai kawan, saat ne q berdri d smpingmu
bsa q rasakn nafasmu
bsakah kau mrasaknq jug
15 Juni 2012
tnggu sbntr ge lngit msh glap antra
ktiadaan kala dunia mnyinari trajut kisah dlm byang hmpasn nfas mrangkai kelam
d ksndrian
o, sungguh sunyi mneln bara kmren, lenyapkn debu jiwa, brnfaslh sdh
rebhkn pd ksnyian pndangn smbri erami gris mmp
y, rasa dsna da
17 Agustus 2012
kali ne q tdk mnulis sgores abjadpun cz kertasq telah
teroret kcamuk mandul harpan kali ne q tdk brucap spatah katapun cz bibir
kecapq telah terbungkam jajahan dan lidah ucapq tlah potong brsma cemoohan tak
bertuan kali ne q tdk melhat cz mataq tlh khilangan cahaya d kala siang kali ne
q tdk bs lg menyimak cz kupingq tlh q sumbt d antara kmunafikn kli ne q tdk lg
meraba cz tanganq tlh teramputsi d gruguti tkus dunia kli ne q tk lg mrasa cz
rasa ne tlh terbng jauh brsma riuh tangis sang bocah tak bribu dan kli ne q tdk
bs lg berpijak hingga hrus q urung langkahq cz ibu tlh memangglq kmbli tk
ijinkan ikuti langkah manja tak punx hati
7 September 2012
Tuhan maha kasih serta sayang:
ea, lelap. bgtu ktax!
nmun kini q tak mampu terlelap
seakan q melelap d antra para pelelap
sedang apa engkau dsna?
pling terlelap jua
dengarlh bisikan lirih hatiq:
sungguh aku sangat mrindumu;
lelaplah engkau n tetap simpan pesanq d htimu
krna q khan lelap dsna
q sudah adukan puisi suci terbalut do'a pda Tuhan tuk engkau
barokallah!
semoga; amin.
11 September 2012
Tuhan, daku ulunkan nyanyian pengharapan yg tertunda
begitu lamanya dalam hening desiran malam q tlisiki kembali dalam balutan bait
suci setakan puisi pengharapan lalu
29 September 2012
ternyata lamongan-waru sma jha, lebih asri
n anggu d bnding bumi dmn q hembuskan nafas d awal kalix seraya nikmati hdup
dgn para malaikat"Mu
6 Oktober 2012
jauh disana
ku lantunkan tembang-tembang ,elati pote dari taman sare
hadiahkan tuk dikau
hingga menelan rasa manis madu-madu berdua
1 Desember 2012
Kalau kita lapar itu sudah biasa
Kalau kita malu itu sudah biasa
Tapi kalau kita lapar dan malu karena Malaysia kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malaysia itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita di injak-injak oleh Malaysia
keparat itu. . . .
Petikan pidato Bung Karno 27 juli 1963
Protes terbentuknya Negara Malaysia
19 Desember 2012
malam ini tiada teman lain selain
dikau dalam kerinduan jiwa
seperti kemarau panjang harap hujan turun segera tiba bersama pelangi lukiskan
keindahan masa di ruang waktu
keti masa yang mulai beranjak pergi
daku kan tetap menjagamu dalam gelapnya malam tampa rembulan tiada bintang
gemintangpun meu menampakkan sinarnya
daku kan selalu bernafaskanmu
si antara ruang dan waktumu
27 Desember 2012
dinamika perburuan kursi kekuasaan
semakin merajalela, bukti konkritnya sudah tampak di segala penjuru dunia
manusia
kita sudah muak dengan yang namanya kekuasaan, andai kekuasaan tak pernah tuhan
ciptakan munkin tak khan ada bawahan yang merasa tertindas dan terkucilkan.
wahai manusia yag haus akan kekuasaan, boleh saja kau berkuasa namun jangan
hanya jadi cecunguk yang sukanya makan daging rakyat yang tak berdosa.
kau mati masih senang tapi kami mati susah dimana kami akan di kebumikan,
apakah harus dibakarkah, atau di biarkan saja,? tidak bukan
jadi jangan sekali-kali kau berkuasa kalau masih buta terhadap kami!!!
18
juni 2013
dia
terlalu buruk tuk hal sebaik itu,
ah, sangat menjenuhkan......
16 Januari 2013
yah sudahlah!
apalah dayaku........
.......................
.......................
8 April 2013
dunia menyimpan beribu makna bagiku
namun terkadang dunia mengrikan ku pandangi
kadang kejam
kadang indah pula
17 April 2013
rasanya tidak munkin bisa q hindari
setetes musim yang tertanam diantara ruang dan waktu
kemudian tampak nyata terkadang menghilang jua
entahlah,
seakan berada di alam mimpi yang tersadari
tak tentu pagi kan datang menjemput musim terlewati tuk nytakan lukisan
fatamorgana
23 April 2013
IBU....................
ANAKMU SEDANG MELUKISMU
IZINKANLAH!
7 Mei 2013
Q peruntukkan malam ini tuk engkau
penyemangat langkah anak-anakmu
8 Mei 2013
kalau saja aku diberi pilihan antara
hidup tua atau mati muda
maka aku lebih memilih tidak dilahirkan di malam ini;
9 Mei 2013
Isa bawalah salamku pada Tuhan
dengan keyakinan jiwa lukiskan kasih
sembari menunggu hati sang penguasa hati
pada malam yang sunyi
dan mendung berkepanjangan
tuntaskanlah pada waktu-Mu
sehingga ruang kembali tampak
karena diri tak sanggup lagi menatap pagi yang cerah
bawalah kehadapan-Nya dengan senyuman bijakmu
semoga dan semoga.
10 Mei 2013
Sampai detik ini ku masih tak mampu
pejamkan jiwa ini tuk menyambut pagi-Mu Tuhan!
10 Mei 2013
hari-hari berlalu seakan ku tak punya
nama
sungguh pembodohan panjang tak bisa terelakkan
entahlah, mungkin Tuhan salah beriku jalan
ataukah aku yang terlalu tolol mengartikan hidup hingga merumitkanku
bilamana ku rangkai kembali
mungkinkah ku bisa eja segala abjad malam berkepanjangan
10 Mei 2013
Ternyata menangis di atas dunia lebih
baik daripada menangis di dalam makamnya
11 Mei 2013
tuk kesekian kalix pagi q sambut
q rasa begitu beda saat ini
kare pagi kembali tak mampu bangunkan di penghujug lelapq
ketika malam mengusik waktu sandarq
senyuman pagix tak lagi tampak
seakan telah berlalu jauh
bahkan siank telah siap menertawakanq dg sedikit ejekan biasa
kalau sja pagi menyambut akhir lelapq munkin siang sungkan menrtawai lgi
20 Mei 2013
Kalau saja Ω̶̣̣̥̇̊Ñœ͡ÊŠ̤̥̈̇ bisa merubah
mentari untuk malam malam dan rembulan tuk Siang
Munkinkh Tuhan menegur Ω̶̣̣̥̇̊Ñœ͡ÊŠ̤̥̈̇
Sedang Ω̶̣̣̥̇̊Ñœ͡ÊŠ̤̥̈̇ masih bingung akan waktu yg semakin menua
SeAkan bumi mengeluh pada malam malam
Sembari mengeluh d setiap pEmagi
Entahlah
Munkinkah Tuhan menegur Ω̶̣̣̥̇̊Ñœ͡ÊŠ̤̥̈̇
6 Juni 2013
Tiga kata yang paling berbahaya di
dunia ini, katanya....
" Aku Tahu Itu "
8 Juni 2013
ketika hari mulai berbisik lain pada
hatiqta
larirah tuk secepatnya memproleh kesempatan melewatinya
n berakhir dengan lebih baik......
13 Juni 2013
minta apa KAU
hanya ada nyawa yang masih tersisa di senja kini
agar senTuhanMu bisa aku rasakan malam nanti
Monggoooo......
14 Juni 2013
Kedinginan malam ini sungguh lain dari
lain..
hatiku jadi sayu seketika..
kerukunan malam ini...
kulihat dilangit...
Indah sungguh ciptaanNYA..
Bulan yang terang..
menerangi malamku ini...
Bintang-bintang berkelipan..
menemaniku malamku ini..
16 Juni 2013
tak sedikit sang pecundang berlagak
seperti halnya drakula yang berkeliaran mencari mangsa disiang bolong. inilah
Indonesiaku, Negri di mana aku terlahir.....
malam terasa menyeramkan jiwa
siang terasa hilang menjauh dari keramaian
inilah ritual kehidupan kekinian
yang tak sorangpun menyadari dirinya sendiri kata Cak Nun
dan martabatpun terhempas dalam kesunyian
terkubur dalam kemiskinan sembari meratapi diri
17 Juni 2013
bilamana malam menyambutku ketika pagi
menantiku dan sang waktu mengharap kehadiranku
inilah ritual jiwa yang masih berdzikir seraya memanjatkan doa-doa — bersama Abuba Choi dan Ramadhani Al-haq di di malam yang memnyenyumi hidup.
19 Juni 2013
nostalgia di malam yang dingin
di antara gemuruh agin malam —
UNTAIAN
20
Juni 2013 pukul 14:58
kali ini kau hadir menyenyumi diriku
entahlah, aku begitu tolol tuk mengeja senyummu
seakan aku termakan sunyinya sang malam
lantaran siang sudah tak pedulikanku
karena pagi sendiri ku tinggal
sehingga senja tak sudi mebisikkan sedikit rahasia malam yang
indah
ritual hidup yang sia-sia
masih terasa membodohi fikir ini
hingga aku menjadi sosok bangkai
yang hanya menebar bau tak sedap di sepanjang jalan
sudahlah, aku bukan Yusuf pemikat hati
serta Sulaiman yg meminang ratu Bilqis dengan segala dari segala
kemewahan
mungkin saja Tuhan lupa mengambil tulang rusukku dulu,
mungkin saja tidak!
yang aku miliki hanya nilai yang tak tak terhingga
bagaimana munkin aku bangkit
antara detik waktu dan detak jantung
aku masih teringat kau menyenyumiku waktu itu
dalam ketololan hidup
pada malam aku untai
pada siang aku panggil
dan,
pada senja aku menunggu senyummu padaku
lagi.
21 Juni 2013 pukul 21:10
Aku mendengar karena aku merasa
aku bicara karena aku melihat
aku terdiam karena aku mencium
yah, mencium yang tak di dengar dan tak dapat bicara jua
tak terasa bahkan tak terlihat pula
hanya mampu terdiam diantara pijakan
sembari melepas pendengaran dan pembicaraan
karena aku telah mencium
karena sudah tercium
dan hanya tetap mampu terdiam tanpa kata tanpa rasa
ritual malam
22 Juni 2013
embun pagi menyentuh jiwa menyambut
pagi datang menyenyumi setiap makhluk bumi
23 Juni 2013
bercanda tawa serta saling fai do ma
mai do fa
menertawai mahasiswa yg di bilang kacangan dan mahasiswa setan — bersama Abuba Choi dan 16 lainnya
di Kampus UNSURI.
23 Juni 2013
sudah dekat waktunya tiba
persiapkan diri kalian tuk berpisah dengan zamanmu
agar kau peroleh setiap zaman yang indah
jabatlah setiap tangan d hadapanmu
mungkin saja kau kan meninggalkannya lebih dulu
selamat malam
23 Juni 2013
selamat untuk anda yang sedang
bergembira kemudian kau lupa!
selamat untuk anda yang sedang bahagia dan sudah lupa!
selamat untuk anda yang masih biasa tertawa dang kau mulai lupa!
selamat untuk anda yang masih ngakak sedang kau selalu lupa!
selamat untuk anda yang selalu damai sedang kau lupa!
selamat untuk anda yang ada di bawah kemegahan hingga kau lupa!
selamat datang para pelupa di negri ini
saudaramu meratapi hidup dan menyesali setiap detik berlalu karena kau sudah
lupa di saat ini nisfu sya'ban telah datang kepada setiap pemikir yang masih
punya perasaan
selamat dan senantiasa selamat atas engkau yang tidur di atas lembaran koran
dan kardus
yang mampu hidup dengan sesuap nasi basi
sehingga engka selalu masih sadar kalau lupa itu sombong dan tak mau ingat
bahwa engkau saudaranya
selamat datanag nisfu sya'ban aku menyambutmu dengan haru
26 Juni 2013
kali ini tidak hanya lidah yang bisa
bicara
tidak juga hati yang dapat merasa
karena jiwa masih saja tw apau yg kita mw
27 Juni 2013
bukan batu bukan pula air
namun cahaya terindah di retina hati terpatri di antara hari hari yang mengadu
pada Tuhan
1 Juli 2013
pabila waktu telah usai di antara
relung masa yang beranjak sunyi
persilahkan sendiri di telan gelap malam dalam keheningan
sunyi senyap, tanpa sepatah sautpun jatuh beri kejelasan
pun mimpi malam yang indah
kalau masih ada waktu tuk bicara, bicaralah!
selagi mentari tak tampakkan tanda dimulainya tabir dan tak lagi menyentuh
nafasnya
yah, asal saja itu berlabuh menyatu dalam alunan mimpi-mimpi di malam sunyi
tak pernah terfikirkan dan tak munkin terbayangkan
selirih ini menikam waktu
membunuhnya
hingga waktu tak lagi berkata ya atau tidak
dan tak lagi menyenyumi masa yang beranjak dalam kesunyian
suatu penghormatan terakhir tuk mengenangmu untuk malam ini
malam yang sakral
yang tak lagi memihak pada siapapun
hanya duduk terpekur merenungi kesunyian
.....waktu;
5 Juli 2013
disepertiga malam
aku tertunduk ragu mengeja hidup
entah berapa lama atau seberapa jauh
yang kemudian mulai menunjuki arah
dan pada dunia berbeda
disepertiga malan
aku sendiri diantara lelapan para malam-malam
yang merebahkan tubuhnya pada sang waktu
mempersembahkan tembang kantuk mereka
aku mengeja abjad malam yang panjang
sembari lantunkan mantra mantra jiwa
disepertiga malam
inilah ritual diri mengantar lelah
menyenyumi hidup yang masih ada
kemudian menertawainya
entahlah, kapan aku harus menagis
dengan sedikit muram muka dan memulai teriakan teriakan
disepertiga malam
seperti tari tarian diiriingi tembang malam
nyanyian jiwa yang masih terjaga
tiada kantuk hanya suntuk
wahai,,,
disepertiga malam
apakah kau dengar ocehanku
merasakan belaianku
pun menyaksikan dongenganku
yah, ku tau
kau tak kan tuli atupun buta
karena aku hanya seorang diri
disepertiga malam
5 Juli 2013
ternyata membunuh diri sendiri lebih
sulit daripada tidak sama sekali......
entahlah,,,, mungkin saja Tuhan masih ingin aku di pangku sang malaikat diri,
8 Juli 2013
setidaknya kita masih bisa bernafas
sebelum kita menyambut pergeseran waktu kita sendiri di esok hari ketika pagi
menjadi berkah dan malam pun bak pagi sebelum hari itu tiba
bahkan harusnya kita berfikir bahwa telah meninggalkan waktu lalu saat kita
masih memanjakan diri dengan apa yang di peroleh
serta melupakan segalanya setelah segalanya berlalu kecuali diri sendiri
setelah tiba saaatnya hanya dzikir keluh kesah acap kali terdengar di daun
terlinga
ingatlah,, ini hanya pergeseran waktu yang Tuhan berikan pada kita sebagai
ubudiyah bukan sebagai malapetaka....
10 Juli 2013
cukuplah waktu petang sebagai bukti
dan waktu pagi sebagai saksi
sehingga ku tak lagi bisa menyusun bahasa
tanpa sowan kehangatan dari malaikat-malaikatku
wahai sang waktu kenapa kau berlalu begitu saja tampa meninggalkan sepatah
katapun yang mungkin bisa aku maknai
tampa kembali lagi untuk sekedar berucap selamat timggal buatku yang merindukan
para malikat — di Penjara Waktu_Kota Bersejarah.
11 Juli 2013
secepat inikah kau meninggalkan aku
seorang diri dalam kesepian waktu yang seakan merekam setiap tingkah lalu
hingga saat ini telah berganti bahasa dan kebiasaan
seperti malam tanpa bulan dan bintangpu tak tampak
wahai engkau yang sudah tak lagi menatapku, tinggallah sejenak akan ku coba
mengejarmu untuk sekedar berbicara agar aku merasakan makna diammu
walau kau sudah berlalu terlalu jauh terhadapku, izinkan aku menyampaikan pesan
dengan kesederhanaan bahasa
karena ku tak lgi bisa menaklukkan kesendirian untuk sekedar karena tertawa
disamping lorong ku duduk memeluk lutut tanpa kata
wahai engkau yang menyudahiku tuk malam berkah, ketahuilah bahwa ku merindukan
bulan dan bintang di malam malamku
sampaikanlah pada Tuhan dalam duniamu
kali ini aku sendiri tanpamu bersama sajian kehangatan di waktu aku masih
bersama pada malam yang kali ini terulang sedang aku tak bersamamu lagi
karena waktu telah meninggalka aku sendiri di malam ini
16 Juli 2013
dalam alunan merdu suasana malam yang
suntuk ku rasakan hadirmu
hadir yang menyesatkan sembari menyenyumi diri
manakala sesal sudah meniduri kemelut rindu
sesekali terjaga sesekali terlelap dalam lelapan mata ini
17 Juli 2013
dan kala malam ku adukan segalanya
bersama lantunan tembang tembang kantuk yang menyela
pun tiada yang mampu menunda peraduan
kala hadir dan menyapaku
musnahlah sudah segalanya
seperti kesunyian malam yang penuh canda senyum pula
peraduanku yang abadi
17 Juli 2013
seperti angin yang berhembus pada
tanah lapang yang tandus
sesekali terasa hadirnya
seketika hilang entah kemana
begitulah adanya,
entah sejauh mana akan terlampaui
kemudian tersadar akan sengat mentari pada hamparan tandus
tak mungkin kiranya merebah diri sembari melepas lelah
yah, tiada bahasa lain selain terus melukis jejak tuk jadi arah setiap kali
yang datang menjemput segala yang ada
dan percaya — di Penjara Waktu- Kota Bersejarah Dalam Kesunyian.
19 Juli 2013
mungkin hari kemaren sempat
tertinggal, waktulah yang meninggalkan aku sendiri dalam kesunyian
ketika hening telah tiba dalam kesunyian
aku di antara waktu-waktu
kali ini tersadar langkahku telah melampaui waktu
karena Tuhan telah membangunkanku di malam yg lelap
hening menuntunku
malam mendongengiku hingga lelap
seakan aku mati kemudian terlahir kembali
karena aku hening, heningku. — di Penjara Waktu- Kota Bersejarah.
19 Juli 2013
kalau mungkin bisa ku pasrahkan
serumpun dulu kala kan lagi tampak
aah,, sudahlah!
Tuhan mungkin sudah menyusun skenario terbarunya
ha ha ha — di Penjara Waktu- Kota Bersejarah.
22 Juli 2013
tuan, tubuhku terhempas dalam kantuk
seperti manuk yang yang sedang bercumbu rayu
yah, begitulah sederhananya
huh, tak mungkin rasanya terbang ke alam mimpi
seakakn mati di siang bolong
terlelap dalam kantuk akhir pendongengan diri
tuan, taukah kau...
23 Juli 2013
udhlh, tak ush kau pke topeng
cengkramanmu bgitu menyeruak d kalb ne
sperti bangkai mulutmu sllu menerjang perasaan
menerkapun percuma
cz sudah jelas terasa menyakitkan
kau pkir q puny bnyak nyawa hingga kau gampang menggorok urat" jantungq n
menghisap darahq
q bukan hewan yg penakut pd tuanx
sdkit sja d pandang diam sribu rasa
munkin sja kau sudah tak percy lg
bhkan tak bsa bedakn brupa smanis madu ato spahit empedu]
29 September 2012
17 Agustus 2013
ketika waktu telah tiba ddekatxlh q
titipkn jiwaq pada ibu renta rapuh pula akibat watak pelupa anak cucunx.
munkinkh!
25 September 2013
senyum manis yang menggoda... duh...
entah sampai kapan aqw harus terbebani dengan senyum menawan itu...
27 September 2013
entahlah.....
tak usah kau tanya apa yang aku pikirkan...
aku tak kan pernah tau
tidak juga kau.... — di Penjara Waktu- Kota Bersejarah.
1 Oktober 2013
seperti adanya...
hanya pakaian lusuh yang masih melekat ditubuh ini
harap cemas berbisik diantara lorong-lorong waktu
seakan begitu sulit aku rangkai kembali pakaian ini seperti sedia kala
lebih baik setidaknya lah....
di penghujung september
angin yang begitu sulit termaknai
seakan berwarna abu-abu yang tak nentu
oktober yang menjilat-jilatkan lidahnya begitu lihainya
dan seakan pakaian ini semakin lusuh sekali..
yah, jelek dan kotor...
begitu jijik mendengarnya, apalagi melihanya
huh,,,, sungguh begitu melelahkan,,,,
pada awal yang begitu sulit aku memohon
beri aku sedikit waktu tuk merajut kjembali pakaian ini
agar lusuh tak kembali lagi
dan menjadi awal yang indah dalam segala kelelahan...
aku datang dan,
aku kembali,
sambutlah..... sambutlah.....!!!
30 Oktober 2013
di penghujung bulan
pada penghabisan hari
terasa hidup seakan hampir berubah
entahlah, seperti apa itu
akupun masih menanti kedatangannya.....
10 Desember 2013
Tak banyak yang ku minta
koma sebelum titik
seperti kaki dan jejak di setiap ruang dan waktu
yang masih berbisik-bisik disetiap sisi-sisi antara siang malam
itu sajalah.
6 Januari
2014
aku masih menunggu Tuhan memberi
sesuap nasi untukku sekali lagi,
di sisi ruang ini...
7 Januari 2014
Mak, jika engkau diparengi rizqi sama
sekobesah
aku dibelikan seperti itu sajalah!
yah mak!
masih ku dengar nyanyian itu selalu
dianta manis pahit belenggu waktu yang masih saja memelototiku
seakan harapan dipaksa tuk dikubur hidup-hidup di ubun-ubun, berkepanjangan
mengeras seperti batu, aku terpaku dalam malam
:sangat menjenuhkan!
masih terdengar jelas sembari menelanjangi diri
sampai kapan waktu memelototiku, menahanku
bukan malaikat ataupun Tuhan
aku hanya bisa diam di sisi nyanyian lalu
tanpa bahasa
yah, aku masih bersama nyanyian di telinga sejati
17 Januari 2014
inilah sederhananya dari segala
kesederhanaan wahai tuan terimalah sungkem ini di antara sowan di malam yang
telah tertinggal
biar besok aku ceritakan lagi padamu wahai tuan
saat ini aku cukupkan dahulu sejenak aku pamit.....
2 April 2014
kalau saja tak lagi ada, mungkinkah
asa masih terasa
walau masa tak lagi mengucap salam pada peraduannya
dalam sederhananya salam yang tak mungkin ada penyamanya
yah, sedemikian sulit tuk dimaknai kembali
hanya sebatas kata sesal disini
terlukis sebagai saksi diri
berkecamuk diantara jalanan panjang yang sunyi
:sepi
dimalam pekat beri kantuk
hingga aku mulai terlelap suntuk
tak perduli siapa atau mana, di mimpi buruk
:siang bolong...
dan kini sudah lenyap
tak berbekas
terbang tanpa sayap
yang tak pernah kulihat kembali
aku telah kembali tuk belajar mengeja kata merangkai waktu.
bersama nyayian tanpa bahasa. — di Penjara Waktu. Kota Sejarah.
13 April 2014
rupanya langit sudah tak mampu lgi
menahan tangisnya...
bersama angin yang gemuruhnya mengadukan nasib disekian hari-hari lelah
hingga tuanpun yang masih termagu tak mampu lagi berkata-kata
disini,,,,
15 April
2014
terbuang dalam suara yang
menyesakkanku
seperti membuka mata di kegelapan liang lahat
kastah yang telah datang menyapa
tak membuat mata kembali menutup
dan pada kegelapan yang meneriakkan masa yang telah lalu
membuatku terjaga dan termagu saja
dengan sedikit bahasa seakan tertatih-tatih
a yang biasa ku sebut begitu sulit terucap, dan
ku yang sedemikian ku utarakan sungguh tak bisa ku tampakkan
aku seakan pergi pada ketololan hidup yang tiada hidup lagi
semakin ku memaksa semakin tolol pula ku rasa
kini hari yang kian sulit ku maknai
harus seperti apa lagi makna yang musti aku persembahkan
sedang aku sudah terbuang pada kegelapan di liang lahat ini
liang yang ku buat sendiri kemaran
hah, sungguh begitu melelahkan!
dan teriakan yang semakin melengking
semakin memekakkan dinding telingaku menembus sisi yang sulit memaknai hari
merobek pagi yang akan datang
menyayat masa yang akan tiba
aku terjatuh terjerembab di keheningan diri yang tiada arti
masa yang begitu mencemoohku
yah, karena aku hanya manusia tolol bukan
dan aku mulai tak sadar dalam lelapan
sementara mimpi-mimpipun mulai datang menggodaku
:membisikiku
dan menikamku
dengan kata ku menyapa
dengan rasa ku memanggil
sementara waktu yang semakin bias pada kegelapan
aku mencoba memandang dalam tundukan
walau gelap semakin menyelimuti tubuhku
aku terdiam
dan pada saat ku terjaga
tak ada lagi sapa yang lalu
pada kekelaman lalu
aku masih terbuang di liang lahat yang ku buat sendiri....
011404142030
26 April 2014
kadang diri harus menghamba pada
jiwa-jiwa menjiwa
seperti bintang yang dicipta tuk malam bersama rembulan
dan mentari tuk siang diantara sisi waktu yang tersisa
hingga tak pernah ada setetes gerutupun jatuh pada para telinga
dan, menghampiri sela-sela kesempurnaan
sementara diri tak mampu tuk menolak dari segala
bahkan mantukpun tak mungkin rasanya terjadi
angin-angin yang membawa kabar bersama rintik hujan yang membasahi bumi
seakan menjadi kabut yang menyelimuti di setiap pandangan
tak ada yang mampu terucap selain jiwa-jiwa menjiwa
tak ada lagi bahasa yang mampu mengungkapkan
tak ada lagi aura yang bisa menyamai
pada titik pijak ini diri terpaku menusuk bumi
merayu pada alam yang sudah musnah
bila mata ini sudah terbuka
temukan aku di sini
pada jiwa-jiwa menjiwa
30 April 2014
pagi yang telah usai, aku menyapamu dengan
pandangan senja entah harus kumaknai dengan kata ataukah abjad karena mantra
malam sudah tak setia lagi memihakku mungkin saja itu hanya gurauan atau bahkan
bentuk karma, lantas gurauan seperti apa yang terlintas merayuku sementara
malam akan segera tiba
kemudian. karma? apa itu, tidak salah kah? masak
sebegitu berit, sedang aku hanya diam bukan!, hingga tiada upaya tuk menolaknya, maaf saya tak sehebat bunglon
yang bisa bermetamorfosa karena aku tetaplah aku yang haq tak usah ditafsiri
lagi
sapaku mulai serak karena malam mulai tiba petang
teriakkanlah bahwa masa ini sudah usai dan mulai menua seperti irama yang tak
bernada. aku, pagi yang terlewati setelah aku tulis pada seutas bahasa jiwa
yang tak bermuka dua, dalam kesunyian yang pekat aku merenungi malam yang bisu.
hening tak ada satu ngengatpun yang berbisik. disini aku menjelma menjadi aku
yang bukan aku dan seperti aku hingga aku tak lagi aku
1 Mei 2014
ritual pagi buta yang melelahkan tak bita
terakhiri, sembari menunggu ayam berkongkok burung-burung mulai bernyanyian dan
para bocah yang bersahutan sesekali diri merasa termagu pada kesunyian waktu
penebar kantuk-kantuk, pada kesempurnaan yang tak lagi utuh teriakkan segala
keresahan pikir yang sejauh tapakan selalu mendikiri jiwa ini, mungkin saja
nasib berkata tidak akan masa yang telah truntai lalu hingga tak ada lagi gelak sekedar menahan rasa tangis yang
semestinya memkakkan waktu kini dan jaln yang entah dimana ujungnya aku masih
tak kuasa tuk berucap totok. yah itu sajalah dulu aku akan tidur kembali
menyambung mimpi-mimpi lalu berpetak umpet bersama sang waktu, berteka teki
dengan tanya yang tiada jawab, sudah....
5 Mei 2014
setidaknya aku mulai mengisi waktu pada
ketololan yang masih saja membodohiku
5 Mei 2014
kalau bukan karena aku sebagai manusia
aku tak kan bisa menemuimu di tempat pijak kala itu
yang semestinya menjadi awal dari segala
dari ombak dan angin gemuruh segara hidup
bersama waktu yang memenjarakan kehidupan
hanya tuk sekedar aku untuk berkata rasa
diantara setiap detak menghela
disini, ditempat ini
aku merasakan kehadiran
dalam setiap kehadiran.
10 Mei 2014
Aku seperti halnya pecundang yang tak mampu
meneriak pada waktu yang menjelma jadi gemuruh angin malam memerangi gelombang
rasa tak usai
tak ubahnya pisau menggores hati, sementara aku terdiam
dalam gigil di sepenggalan waktu ku pijaki
korong jiwa masih saja memasungku dalam kebingungan
yang membuatku tolol
menyayat jiwa
aku tak mampu lagi terbangun pada masa yang semakin
mendorongku hingga terkapar tanpa kata
aku tak ubahnya sepah yang terbuang setelahnya
menahan pedih perih memilukan
sementara aku tak mampu meneriak pada waktu yang
membunuhku
termakan oleh mimpi-mimpi
hingga yang ada hanyalah aku dan sang pecundang
setidaknya aku sudah mati dan tiada sejarah yang mampu
mengingatku kembali....
dan musnah....
10 Mei 2014
mei yang sunyi
maafkan aku yang tak memarahimu
maafkan aku yang tak sedikitpun meninggalkanmu
karena aku hanya sekedar sampah terlupakan dalam setiap
detik yang berputar
diantara setiap syair yang bersahutan
pada sisi kepenatan waktu yang menuntun
disini pada pikir yang membisu
pada dzikir tiada akhir
mei yang kelabu
arti yang bisu tersimpan dalam nyanyian waktu
diantara dongeng hari kian berlalu
melukiskan abjad-abjad diri dari irama hidup
di sisa-sisa angka kelima
mimpi dalam lelap yang hanya fatamorgana
menampar diri yang telah terbuang
yang tidak semestinya merunduk dalam beku
kata yang menggorok leher ini
menyatakan bahwa hari telah mendua
seakan berdiri di tengah dahaga
menjelma menjadi sang pembunuh berdarah dingin
keringat darahpun basahi tubuh
menjadi alasan tuk di teguk
sekedar pengobat dahaga
serta ratapan yang tiada guna menjadi pertanda
bahwa lahat tak berpenghuni akan menjadi rumah
terakhir
di sisi waktu yang berbisik pada telinga
mei yang pilu
menjadi saksi bisu
terlihat seperti malam yang hening tanpa kata
hanya sedikit desahan resah dan gelisah
sebagai tembang malam pengantar lelap
tiada lagi malam yang mencekam
menyudahi penat tangan ini
mei yang biru
adalah dizikir tiada akhir
untuk setiap masa yang memusuhiku
10 Mei 2014
mungkin sunyi yang hanya bisa mengerti aku
pada kehancuran
adalah hari yang tak mungkin tertata dalam air
yang tak mungkin larut dalam abu
meneriak kepahitan dalam diam
kemarilah,
duduk di atas kesunyian yang berlalu
waktu itu
jika malam telah menjauh maka lihatlah aku berkaca di
depanmu —
11 Mei 2014
pada abjad kurenungkan dzikirku
di setiap waktu yang masih membatasi setiap langkah
ku duduk pada malam yang suntuk
dalam tafakur yang telah lalu
sembari bertanya-tanya pada bayang diri
tuk sekedar meyakinkan
bahwa Tuhan sengaja menciptaku
malam ini
usapan kecil jemari ini pada kelopak mata
tuk sekedar membuatku terjaga dalam suntuk
menjadi lamunan yang pasti
malam yang menyela diantara kantuk-kantuk
menjadi teman dalam kesunyian
menjadi kawan sang imaji
tuk sekedar meyakinkanku
bahwa Tuhan meniupkan nafas di jiwa
hidup ini
bangunkan aku pada malam ini
karena waktu mengikatku setelah ini
14
Mei 2014
setelah senggama kata telah melahirkan
kesepakatan
di atas sajadah kepercayaan yang kau gelar
aku terperangah pada abjad-abjad yang berbisik dalam
kesengajaan
saat waktu mulai gelap
menyapu lorong-lorong gerak sang pekerja
dan mulai memenjarakan diri peda malam
gelap malam yang menyelimuti bumi
aku terjaga dari lelapku
yang dulu pulas dalam kesunyian
dan
ketika Tuhan masih kita percayai
:bahwa aku berjalan ke arahmu dengan dzikir panjang
memadupadankan alam impian
setelah waktu mulai membatasi
aku berkaca di wajahmu
ku jumpai kembali masa yang telah lalu
ku temui kembali kesunyian yang mengalah
bahwa
:aku lahir kembali dari tutur kata yang sederhana
yah...
:di sisi malam
yang sekedar membisiki kesendirian
aku terjaga dari lelap
lamunan sunyi yang sesekali menjelma di hadapanku
membuatku menjadinya
yang berlalu
membisikiku sekali lagi
bahwa senggama itu hanya mimpi
yang larut dalam segelas parit sang tentara
dan aku terjatuh di parit itu
terpendam dan terlupakan.
18
Mei 2014
kubuka kembali selembar demi selembar setiap
akasara kalbu dan kehidupan yang menari pada irama waktu dan terdiam dalam
sunyi hingga meneriak pada muka murka, kududuk mengaca-ngaca di setiap lembaran
masa yang terjejaki
entahlah, aku tak bisa berkata atau sekedar menyela
tabegegeggen diantara dua sisi waktu pada koin masa
serasa ku mulai gila
jejaki sisi lorong yang dulu ku bilang mumbi
dengan pakaian
compang camping penghilang malu
rambut gimbal sebagai penunjuk waktu
hingga hitam kulitku terhempas debu-debu jalanan
yang memakiku
kalu saja aku lapar dan kehausan
tak terlalu ku pikir karena
aku bersamaNya
sakonnil atau banyakpun tak mau ku perduli
terkucilkan sampai mencil
dan pada hari-hari yang mejadikanku
ku katupkan tangan
aku berdiri pada ketidakpastian
saat ku kembali dan pergi bersama lembaran aksara
setidaknya sebagai penghapus masa yang telah usang
dan usai
18 Mei 2014
seperti
angin tak mungki terjamah
dan angan sekalipun masih melayang-layang di angkasa
menjadi celoteh masa di peraduan rindu
pada bocah-bocah layangan di pelariannya
di sawah itu
siang yang membakar tubuh
membasuh keringat lelah dengan kegirangan
tak ada waktu
yang beranjak mengajak pulang
namun angin bukanlah angan
entah kemanakah larinya....
23 Mei 2014
Dengan caramu aku bergumam
menengadah ke langit tak berbintang
mencumbuinya dengan syair-syair diri
ku tuliskan kata pada awan
ku lukiskan dzikir-dzikirku
bahwa ku aku telah mati
bersama waktu yang telah menikamku
di hari genapi malam-malam
dan hanya aku dan dongeng layu
24 Mei 2014
salam sapa untukmu
sebelum malam menyudahi masa
saat ku basuh mukaku dengan malam
sunyi gelap
membangukanku
salamku,
menjadi malam yang satu
menyatu pada angin,
:hantarkanlah.
bahwa aku kan segera pulang
kerumahmu saat ku bermunajat dipintunya
riuh masa yang telah lalu
menjadi asa diriak candamu
bumbui sedikit nyanyian manja
kelam
salam sapa untai menjadi malam yang dingin dalam
sunyi sepi
rindu. seakan berbisik lirih di benakku
31 Mei 2014
dan sementara itu langit tak mampu
menyembunyikan hujannya
membasahi cerita dan doa
malam-malam yang sunyi, dekaplah daku peda kegamangan
segelap yang tercipta
selimutilah, selimutilah...
karena cerita dan doa
hujan yang masih mengguyur isak kesunyian
menjadi irama pada riuh-riuh pudaran masa
datanglah, datanglah...
sehingga tidak sulit daku melukis kanvas waktu
malebur dalam rasa karsa
deburan bayang-bayang melelahkan
daku diam diantara sunyi sepi
sementara hujan masih kuasa tak mau mengalah
sedikit ucap yang menjadi patri di balon-balon
kecilku
berterbangan searah hujan yang mengguyur rasa
suara isak menggema pada rintih malam dimana aku
tercipta
ditermpat aku berpijak
menakar waktu
dimana aku hadir dalam lelap
pada kantuk-kantuk malam
dan sunyi sepi
hinggaplah, hinggaplah...
karena aku telah terlahir pada kegelapan lalu
5 Juni 2014
Aku
aku tak seperti
mata saat kau melihat
mulut bisikkan tuturmu
telinga diantara sisi pendengaran
tangan diantara dzikir-dzikir yang meraba-raba
hidung dalam aura endusan
kaki kala pijakan telah terdiam
karena aku adalah hati
dengan berbagai celah-celah di setiap sisinya
menghilang di lorong waktu
untuk sekedar menyenyumi celah kehidupan
terlahir sebagai awan yang tak mampu memeluk bumi
melayang pada poros waktu
dan aku
adalah masa yang tak mungkin kembali saat mentari
telah tenggelam
dalam aku mendalam
setiap surau masa yang kian retak
meracuni tubuh yang kian rapuh
melebur manjadi abu
tersapu malam yang telah lalu
sungguh tiada lagi menjadi sisa
hanya begitu siksa terbaring menyelimutiku
saat angin malam datang
membuat daku mengigil
pikir di atas padang sesat pikir
wahai senja
catalah diri ini sebagai bagian waktu yang telah
hilang
karena aku adalah hati di setiap sisinya jadikan
tumbal sekedarnya
10 Juni 2014
sejenak ku terdiam di penjara malam
yang memasungku
menembus masa kelam yang tak terhingga
10 Juni 2014
akulah pagi yang tak mungkin dikenang
kembali
akulah pagi sebelum si jago bekongkok
akulah pagi ketika kehangatan tak terasa kembali
akulah pagi di akhir pijakan
akulah pagi
sebelum masa usai
ku asah malam-malam berkecamuk
ku lukis senja yang kemerahan
pada seutas kertas dzikir kelam
23 Juni 2014
EPISODE KEMATIAN
maka kemudian akupun mati di persimpangan yang
memenggal melumat kesumat deru nafas semasih bergumam di sela abjad-abjad
pemangku rinduh isimmu menggelitik menyenyumi hidup mundak menjadi asa sesekali
merayu di ujung hari sesenja ini
maka kemudian akupun mati di persimpangan diantara
sisa-sisa darah yang terhisap menyisakan masa memudar pada peluh langit dalam
tangisan malam berpangku rasa melukis luka
maka kemudian akupun mati di persimpangan yang
mengunyah daging tubuhku obus kare tulang yang sesekali menyebut hari
kematianku jadi cerita suntuk dipenghujung hari yang sunyi
maka kemudian akupun mati di persimpangan ku
lahirkan tutur kata yang suci sekedarnya, kini jadi asa yang tak lagi asah
tangisnya menetes di sanubari seakan malam-malam berkecamuk terdiam dalam
kesedihan
maka kemudian akupun mati di persimpangan cerita
kelam tak lagi di kenang sedikit kata yang terucap tak mampu menggantikan
selaksa kehidupan yang hilang ditelan malam dan kini telah menjadi buah bibir
yang masa lalu
24 Juni 2014
MALAM 24
pada torehan pena terukir gerutu terhadap waktu yang
memasung arah serta langkah
bahwa seberapa nyata bayang bisa terjamah jari jemari
memeluk malam
pikir memasang lukisan kelam diantara selimut malam
yang dingin
menjemput ingatan dongeng penghantar lelap
si kecil yang celotehnya bekukan senyum
wahai penyuci zaman penghilang dahaga kemarau panjang
seakan siang terik yang berkepanjangan merajai malam
tertulis abjad kerinduan yang menjadi matera
pelipur lara
menjejaki detik bayang-bayang
disini terlukis sempurna wajahmu
bisik-bisik pengobat sedemikian rupa
tunggu disana akan kembali
tuk sekedar memberi menerima pula
di malam 24
29 Juni 2014
derasnya hari menyandingku di sisi
terowongan kesendirian
memaksaku mulutku tuk sekadarnya berucap gemetaran
sunyi yang hening terbelah dari sepinya waktu
seakan lupa pada sangkar tempat disana pulas
sementara hari masih berbisik sepi
bahwa malam tak sendiri lagi
sembari ku hitung kembali jari jemariku
mengisyaratkan waktu yang berputar
menjadi penopang kesepian tuk sekedar ala kadarnya
simpan sajalah
aku masih menunggu dalam pikirnya
disini saat sendiri ku melukis lirik wajah
menulis kata pada dinding-dinding yang menatapiku
disepanjang hari
sanmisan di antara nyanyian kesendirian
sampaikan majas kecamuk yang menjamur
timpang suntuk dalam kantuk pisan
seperti bocah-bocah main hompimpa
ini hari aku disini melukis sayu
1 Juli 2014
beritahu aku dimana akan ku temukan
kembali dzikir yang sempat menghilang jatuh diantara semak-semak belukar kelam
bagaimana bisa batu melebur dalam segelas air
sementara waktu tak seiya sekata
langit senja seakan mengkerut melihat mataku
mencari arah tiada tara
beritahu aku dimana akan kutemukan kembali dzikirku
7 Juli 2014
sebenarnya kepada siapakah harus
bertanya apa?
yang menjelma awal alasan tuk menjamu
sapa manusia maknai sikap para pemalu
terdiam pada sisi kata-kata parau
bahwa jaln telah terisi seribu akar kesumat kacau
tatkala hidup begitu melebur dalam kuali kemarau
merampas jalanan yang sesekali masih terlihat biru
untuk sekedar perencanaan bahtera ke hulu
dahulu
lantas kepada siapakah harus bertanya apa?
inilah akhir dari setiap perjalanan
dari setiap langkah tapak zaman
sembari merampungkan kembali tuk sekedar tersimpan
dalam darah yang hanya diketahui saat berucap pada
Tuhan
tangkup kelam terhaturkan menjadi saksi dalih
sebuah kematian
terhantar ke lahat yang tak berulang sapaan
kemudian ditimbun tuk ritual pemusnahan
yaa Tuhan!
apakah harus berkata apa tuk tanya apa?
kembalikan Tuhan.
7 Juli 2014
untukmu,
kupersembahkan tangkup tangan ini
dikemudian hari.
untukmu,
7 Juli 2014
walau aku hanya abu yang terhempas
angin siang
sebegitu asing tuk kau kenal sayang
satu nama yang ku ingatkan
di ujung jalan jika tubuh terhempaskan
9 Juli 2014
ampuni aku dari setiap nafas yang
berderu diantara setiap ruang waktu sedemikian cepat berputar memaksaku terpaku
dalam sesalku dan rundukku
bilamana malam mengataiku menyumpal setiap kata-kata
aku terhempas dalam debur ma;am yang menyapu tubuh
entahlah, begitu rumit tuk sekedar memaknai
sedikit kata tuk melebur suasana
walau sebegitu aneh yang tertata
tepi begitulah adanya
tak ada tanya serta
seperti adanya
ampuni aku.
9 Juli 2014
ketika rakyat di bingungkan dengan
angka-angka
pada dua muka yang berbeda sangka
ketika rakyat di hadapkan dengan kata-kata
pada bibir-bibir sang pemuja
maka negeri ini menangis kawan
dahinya mengerut dengan muka meringis
bahwa rakyat telah terbawa gelombang angka dan kata
9 Juli 2014
kalau aku yang kau inginkan, maka
bunuhlah aku!
18 Juli 2014
ketika bahasa megerutkan keningnya
dan suara sudah kehilangan arahnya
harus dengan apa lagi aku mengucapkan segala dari
segala
sementara waktu terus mengejarku
aku berlari walau sesekali jatuh terjerembab
ku bangun tertatih sembari memcoba melihat wajah hari
yang menyorotiku
sesekali aku bergumam walau tak ada bahasa lagiyang
bisa tercipta
meneriaki diri tuk sekedar menanyakan arti teriakan
tanpa suara
aku menengadah ke lagit biru berharap hujan datang
membasahi tubuh ini
mengguyur borok dan luka
karena sudah lama tangis tak meneteskan air mata
seakan tak sudi menetesi borok dan luka ini
aku merunduk menatap wajah bumi
adakah peluh bumi yang mampu menyelimutiku
aga aku bisa merasakan perihnya
dan angin, putarlah kembali arah zaman agar aku
bisa memberikan manis walau harus pahit yang ku terima
akan ku jjadikan jamu pengantar tidurku di pelukan
perut bumi
dan bahasa tak lagi mengerutkan keningnya
suara mampu temukan lagi arahnya
waktu yang mengejarku akan ku tangkap
khan aku hatukan pada malam di pangkuan sajadah
menghada Tuhan
menangkupkan rindu padanya
menyukupkan segala dari kekelaman
menjadi awal dan akhir oleh-Nya
19 Juli 2014
ketika zaman menyorotiku sedari awal
yang kelabu
walau bahasa tak lagi mampu berkata-kata
seakan menjadi setitik asa agar bisa ku tegug rasa
memecahkan angan melumat kesumat kalbu
tapi waktu yang masih mengejarku tak henti-hentinya
meneriakiku
seperti waktu ku kecil dulu di kejar lawan main petak
umpet
berlarian dalam tawa
diantara gelagak hari tanpa dosa: polos
dan kini aku berlari sendiri
tanpa tawa
tanpa kata
21 juli 2014
salam sapa dariku untukmu
saat ku jejaki kembali jalanmu
nama yang telah melekat memeluk rindu
kurasakan kembali belaian desah anginmu
kurasakan kembali pelukan erat khasmu
kurasakan kembali auramu setelah sekian lama ku tak
menjumpaimu
kurasa kan kurasa, kembali diharimu.
pada
bahasa penyaksian runduk ini
saat malam gerakku
serasa sunyi duduk selimutiku
dengan teriakan yang membisiki ingatan
melototi sekian rekaman mata
terkapar pada serambi penghambaan
menghantar rindu pada wajah hari
lalu
seperti lukisan pelipur lara
melelehkan kerasnya batu
melebur pada hujan yang menetes
sembari ku lantunkan nyanyian tanpa irama
pada angin malam penyelimut tubuh yang setia
pada rumput malam yang terlelap aku titipkan cerita
bahwa aku adalah terlahir dari setiap hela nafas
hidup diantara keramaian yang kemudian hilang
dan sunyi
kali ini ku hadir pada hari yang ku tinggalkan
menjadi satu satunya jalan tuk ku babat
walau tak satupun kata yang terucap
untuk aku hambakan tanpa jeda
karena hanya aku dan penentu sebagai kompas dan
peta di setiap gerakku
5 Agustus
2014
bait dhuka lenakan pikirku
mendiami dunia
kemudian ku tekuk kembali
lipatan disakuku
begitu caranya membisuiku
8 Agustus
2014
yang melebihi dari segala disisi
terpuja aku bertafakur
10 Agustus
2014
Episode yang Membincangkan Tentang
Kita
Kala masa telah menghabiskan tojukna
Membawa langkahku pada potret sejarah kemaren malam
Begitu bekas menjadi luka yang amis
Anyir keberadaan berhambur di segala arah angin
Seakan menjadi sebab batu menjelma jadi kapas
Lantas, bagaimana malam yang terlewati
Mengulang kembali harinya
Pada wajah-wajah tanpa tanya
Sementara waktu mendorong mengiringi lorong-lorong tak berujud
Saat ku saot harimu
Seakan masa telah bangkit kembali
dalam lelap
Sesekali ajulit loka yang abhilet pesakitan
terbekam oleh bahasa-bahasa tak terbaca
Namun persilahkanlah masa menjadi sejarah
Tentang malam yang terpisah
Seperti masamu yang tampak
Tampak menunggu penjemputan tuan
Masaku masih begitu rumit kumaknai
Jalanku masih sulit ku tapaki
Sementara kelok batu parit terus mengiringi kakiku
Terkadang darah harus menjadi bekas disetiap tapakan
Dan luka menjadi saksi diperjalanan
Aku bekam mulutku dalam perih walau tubuh terhempas disekitar waktu
Tersungkur diantara bebatuan
dan darah yang masih menetes biar mengering
Walau sesekali harus ku usap dengan tanya dan harap
Namun ini hari dimana aku berdidri di zamanku
Di bawah terik mentari dan hujan yang mengguyur tubuhku
Menangkupkan tangan dengan segala penghambaan
Di setiap jalan yang telah ku pilih sendiri
Dzikirku di ruang dialektika penghambaan
12 Agustus
2014
zamanku sudah menjamur Tuan, Menjadi
karang di kedalaman dua ribuan mil.
Jikalau tak lahir maka duniapun tak kan mencatat namaku di batu nisan
Menjadi kubur tuk sekedar mengenang
Hari yang begitu saja berlalu diantara dentang lonceng gereja
Keluar dai segala kebuntuan kata-kata
dan kini hariku telah ku simpan jauh disana
Pada zaman yang menyapaku dengan beribu bahasa dan wajah
14 Agustus
2014
Kepada yang berdikari
di atas pijakan tuan
Saya silahkanmu untuk menikmati pagi di secangkir kopi bersama abjad-abjad
pembawa kabar
Duduk manis laksana di singgasana diraja
Sedikit terhaman tuk sekedar memecah keheningan
Kemudian dikau bersiul pada burung yang tak memahamimu
Ha ha, begitu malunya saya lihat di wajahmu
Alangkah bosan
Alangkah,
Disaat mata mulai mengeja, saya lihat kerut dikeningmu
Entahlah, kau tak mengatakannya padaku
Namun, silahkanlah saya mengejamu dengan kata dan rasa
Agar kau bisa berkaca di matamu nanti,
Terimakasih.
hormat saya
Saya yang kau sangka
17 Agustus
2014
Di atas pijakan bekas darah yang
menyungai lalu
kembali beri arti pada nisan-nisan yang gugur kemaren
membentang masa yang telah terulang lagi
tak sama
18 Agustus
2014
dan sementara matotok panyo'on raksa
diantara kebisingan yang memcah keheningan
ku serukan rasa pada setiap pangaoningan
aku masih disini
dizamanku
2 September
2014
sebutkalah kata dalam raungan sang
pendiam
tuk pecahkan masa
4 September
sekitar Kota Surabaya
Buka pintu hatimu, melihat dengan
mata hatimu
Ikutilah Langkah kakimu dengan mengikuti suara hatimu
Jangan menyesali yang telah berlalu,
melangkah dengan pasti untuk masa depan yang lebih ceria.
7 September
2014
seberapa pantas mengakui aku
sedang suara senja masih menyimpan keluh kesahnya pada sang mimpi
menulis cerita yang pernah tertutup rapat di peti mati
melukis tentang pada kanvas dunia yang masih memelototiku
sehingga rundukku seakan tak mampu utarakan kata-kata
bahkan bahasapun tak mau membantuku tuk sekedar memaknainya
sulit bagiku tu menatap wajah suara senja
sunyi yang mampu memberikan asa diantara dedaunan dimusim gugur
diperalihan malam yang pekat ku coba renungi sela demi sela wajahmu
seakan hidup ini hanya ada mimpi dalam lelap yang tak berkesudahan
darah yang masih mengalir mengelitiki aku dalam lamunan
menjelma menjadi obat penenang walau hanya sekadarnya
sementara dunia masih saja memelototiku
gundah, sunyi, sepi dan rengsa
masih saja ku temukan di sepanjang jalan yang ku tapaki
kalau saja aku tak terbangun di malam ini
maka tolong akuilah aku sebagai pecundang
dan bangunkan aku sebagai manusia baru